Kontroversi Sox Toys


Perdagangan alat bantu pemuas seks (sex toys) dan pil viagra secara ilegal semakin marak di Surabaya. Menyikapi ini, Polwiltabes Surabaya mulai melakukan razia intensif, salah satunya menggerebek gerai sex toys “MS” di Jl. Jemursari.

Kasatreskrim Polwiltabes, AKBP Anom Wibowo mengatakan bisnis perdagangan viagra dan sex toys secara ilegal diduga banyak bertebaran di Surabaya. Toko-toko yang menjual alat bantu pemuas seks ini biasanya tidak memajang secara terang-terangan nama ‘sex toys’ di plakat tokonya.

“Kebanyakan toko itu pasti berkedok sebagai toko penjual obat kuat. Namun kalau ditelusuri, mereka juga menjual berbagai alat bantu pemuas seks,” katanya, Rabu (17/3) pagi.

Memang, lanjut Anom, menjamurnya gerai yang menjual alat seks ini tak lepas dari dampak dari perdagangan bebas yang menyebabkan masuknya beragam barang ke Indonesia dengan mudah. “Kebanyakan sex toys yang diperdagangkan di sini merupakan barang impor dari China,” ucapnya.

Dalam penggerebekan sex toys di Jemursari, pihaknya telah mengamankan pengelolanya, TY (21), asal Ds. Ngawen, Kec Wedhung, Demak (Jateng). Selain menjual alat pembantu seks,--sebagian besar buatan China, juga menjual viagra berbagai merk, mulai produk Amerika hingga China.

Ketika disidik, tersangka TY belum memberi penjelasan, terutana jaringan perdagangan yang diduga sudah lintas antar kota-kota besar. Dia hanya mengatakan, dirinya membeli barang-barang itu,--alat bantu seks maupun viagra dari Pasar Glodok, Jakarta.

Dirinya membeli barang-barang itu secara partai dengan harga grosir setiap 2 minggu sekali.”Jadi sekali ambil jumlahnya puluhan, bahkan ratusan,” ujarnya.

Terungkapnya bisnis ilegal sex toys ini berawal ketika petugas yang mencium banyaknya peredaran viagra dan sex toys di masyarakat. Setelah dilakukan penyelidikan, petugas Polwiltabes mendapatkan informasi soal keberadaan gerai MS di Jemursari.

Selanjutnya, petugas pun melakukan penyamaran sebagai pembeli, dan mampu mengelabui tersangka TY. “Setelah bukti-bukti cukup kuat adanya pelanggaran hukum, kami pun menggerebek gerai itu,” tegas Anom.

Selain mengamankan tersangka, pihak Polwiltabes juga menyita beberapa barang bukti, di antaranya viagra (24 pak), dan belasan obat perangsang. Seperti breast up, fatilos, dan alat bantu pemuas seks seperti ring penis, penis silikon, vakum, vagina tiruan, kondom duri, kondom duri silikon, dan vibrator yang berjumlah ratusan. Dalam penanganan kasus ini, tersangka TY dijerat pasal 196 KUHP dan pasal UU tentang kesehatan.

Bea Cukai Musnahkan Ratusan 'Sex Toys' 


Di Yogyakarta, ratusan alat bantu sex (sex Toys) seperti vibrator, vagina buatan, hingga cream pembesar dimusnahkan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean DIY.
Tak sex toys, ratusan VCD dan majalah porno, ribuan kosmetik dan obat kuat illegal, hingga barang lain yang tidak boleh dikirim melalui pos dan dilarang untuk diimport lainnya juga turut dimusnahkan.

"Untuk alat bantu sex lebih dari 500 buah yang kita musnahkan. Barang yang dimusnahkan itu dilarang diimport karena memang melanggar asusila," kata Sucipto kepala kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai DIY.

Barang bukti yang dimusnahkan berupa alat bantu sek, VCD dan majalah porno merupakan hasil operasi dan penegahan yang telah dilakukan semenjak bulan Maret yang baru lalu. Barang yang diamankan lebih banyak dikirim dari luar negeri melalui kiriman pos maupun pelabuhan laut.

Barang diamankan saat dilakukan penelitian dokumentasi dan pemeriksaan fisik diketahui bahwa barang kiriman itu masuk dalam barang larangan atau pembatasan sehingga langsung kita amankan. "Meski ada juga barang-barang tidak diselesaikan pengurusannya oleh pihak penerima barang," tuturnya.

Lebih lanjut Sucipto menyatakan khusus untuk barang seperti obat-obatan, cream pembesar, hair cream, obat kuat seharusnya ada ijin terlebih dulu dari Depkes atau BPOM. Sedangkan untuk  jenis barang seperti air soft gun, amunisi platik juga harus punya ijin dari Polri. "Semua barang-barang berupa koesmetik, dan obat lainnya tidak mempunyai ijin dari BPOM," ujarnya.

Boneka Seks 'Obama' Beredar di China


Dalam pada itu, ternyata pesona Barack Obama memikat jutaan orang di dunia. Euforia inilah yang kemudian dimanfaatkan sebuah produsen mainan seks di China untuk menciptakan boneka seks dengan wujud menyerupai presiden Amerika Serikat itu.

Seperti dikutip dari laman Telegraph, boneka seks 'Obama' yang berbalut stelan jas biru dan dasi merah itu menjadi daya tarik utama dari sekian banyak obyek yang dipamerkan di Sex Culture Festival ke-8 di Guangzhou, China.

Dalam sebuah gambar yang dipublikasikan media pemerintah setempat, boneka dengan wajah mirip Obama itu begitu mencolok di tengah sejumlah boneka seks standar berwujud perempuan plastik tanpa busana.

Obama begitu populer di China sejak kemenangannya sebagai presiden. Sebelum muncul boneka seks ini, wajah Obama juga menghiasi kaos bertajuk 'Maobama' yang cukup laris di China. Kaos ini bergambar Obama dengan Mao Tse-tung.

Festival benda-benda seksual di Guangzhou itu terbuka untuk orang dewasa dengan tiket masuk senilai 30 yuan atau sekitar Rp40 ribu. Setiap tahun, festival ini selalu menyedot puluhan ribu pengunjung.

Selain boneka seks 'Obama', salah satu obyek yang cukup dimintai pengunjung pria adalah boneka seks wanita yang dilepas dengan harga 98 ribu yuan atau sekitar Rp130 juta. "Kami tidak tahu siapa produsen boneka ini," kata seorang juru bicara festival.

Meski diniatnya untuk mengapresiasi popularitas Obama, boneka ini cukup menuai kontroversi. "Bagaimana mungkin mereka menempatkan Presiden Amerika Serikat di balik model-model seks yang sangat buruk. Dia kan kepala negara besar," kata seorang warga di forum internet Netease. "Kenapa kita tak punya boneka Mao Tse-tung?"

Robot Sex


Sementara di China heboh tentang boneka sex Obama, di USA sendiri sebuah perusahaan mulai diproduksi robot sex. Mike Lucock atau yang dulu dikenal sebagai Mike Muliadro tak sabar untuk mengungkapkan pendapatnya soal pembuatan robot seks oleh perusahaan True Companion, USA.

Dalam hal ini, Mike mencoba melihat inovasi dari beberapa sudut pandang, salah satunya adalah untuk mengatasi sex trafficking.

"Kemungkinan besar untuk mengurangi sex trafficking sex, bisa jadi itu tujuan mereka. Kenapa mereka  mengeluarkan produk ini karena mungkin di negara itu human trafficking-nya tinggi," saat ditemui di Blitz Megaplex.

Motivasi lainnya, menurut Mike, adalah bisa dilihat dari segi politik untuk dijadikan devisa negara. "Apalagi robot ini bentuknya seks komersial dan tak kenal lelah (Mike tertawa), tapi pandangan setiap negara pasti berbeda-beda sih," ungkap pria yang pernah berprofesi sebagai VJ ini.

Mike melanjutkan kalimatnya dengan antusias. "Tapi kalau dilihat dari sudut pandang agama, ya kalian sudah tahu bagaimana hukum berzina dan kalau secara manusiawi, sama aja kayak berzina dengan benda mati, tapi balik lagi ke diri kita masing-masing, bisa terima atau nggak," pungkas Mike.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Kontroversi Sox Toys"