Skandal Penyadapan, PM Inggris Kian Tertekan

Perdana Menteri Inggris David Cameron berada di bawah tekanan untuk menghentikan penawaran Rupert Murdoch untuk membeli tv berbayar BSkyB, setidaknya sampai penyelidikan atas skandal peretasan telepon oleh tabloid News of the World telah selesai.

Pemimpin oposisi Ed Miliband mengatakan, dia akan berjuang agar isu tersebut dalam pemungutan suara di parlemen jika Cameron gagal bertindak.

"Dia perlu menjelaskan bahwa BSkyB tak bisa diteruskan sampai penyelidikan selesai," kata Miliband kepada BBC, seperti dilansir Reuters, Senin (11/7/2011).

Tak hanya itu, tekanan juga datang dari anggota koalisi pemerintahan Cameron, Partai Liberal Demokrat yang memiliki hubungan kurang baik dengan Murdoch. Wakil ketua Liberal Demokrat Simon Hughes mengatakan, dia akan bersiap untuk mendukung permintaan agar Partai Buruh meminta penawaran BSkyB ditunda dan akan meminta anggota Liberal Demokrat Lainnya melakukan hal senada. Hal ini merupakan ujian berat bagi kesolidan koalisi pemerintah.

Menteri Enerdi dari Liberal Demokrat Chris Huhne mengatakan, pemerintah membutuhkan jaminan pribadi dari Murdoch bahwa tak ada media lain selain News of the World yang telah melakukan kegiatan ilegal, dan mengindikasikan bahwa dirinya juga kemungkinan akan satu suara dengan kelompok oposisi.

Seperti diketahui, situasi sulit bagi Cameron ini bermula setelah terungkapnya penyadapan yang dilakukan tabloid News of the World terhadap 4000 lebih selebritas, politikus, keluarga tentara dan orang-orab biasa di Inggris demi mendapatkan berita eksklusif.

Tabloid terbesar dengan tiras 2,7 juta eksamplar per minggu itu pu ditutup oleh Murdoch kemarin. Persoalannya, Redaktur News of the World Andy Coulson pernah menjabat sebagao kepala komunikasi untuk Cameron. Padahal, dia dianggap bersalah dan bertanggungjawab atas skandal tersebut.

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Skandal Penyadapan, PM Inggris Kian Tertekan"